iklan

Hujan dan Mitos Kucing Minum

Dahulu di masa saya masih kecil, melihat kucing minum di selokan atau di genangan air di tengah jalan, sering saya mendengar orang-orang tua dan juga teman sebaya akan mengatakan, itu pertanda akan terjadi musim kemarau.

Dan ketika itu saya tidak pernah berusaha untuk membuktikannya. Saya juga tidak pernah memperhatikan dengan jelas apakah ketika itu setelahnya memang benar-benar tidak pernah turun hujan atau justru besoknya saya tidak berangkat ke sekolah karena alasan seragam tidak kering.

Di masa itu juga, jika melihat kucing minum, sangat sering saya juga ikut-ikutan mengatakan, "Oh sepertinya akan kemarau,"

Dan ketika itu saya juga tidak pernah tahu bahwa di kelas sekolah yang lebih tinggi, ada mata pelajaran yang menjelaskan bahwa musim kemarau dan musim hujan di suatu wilayah, itu dipengaruhi oleh "pergerakan" matahari dan juga arah angin, yang kemudian menyebabkan di bulan-bulan tertentu di Indonesia, terjadi musim hujan atau musim kemarau.

Tapi kakak saya yang seorang penyuluh pertanian baru-baru ini mengatakan, pergantian musim hujan dan musim kemarau sekarang ini sulit diprediksi.

Kadang-kadang, katanya, musim kemarau bisa terjadi lebih awal dan bahkan bisa berlangsung lebih lama atau mungkin sebaliknya.

Hal ini menurutnya, sering menyebabkan padi petani mengalami gagal panen seperti yang baru-baru ini terjadi di sebagian areal sawah di kabupaten Mamuju yang memang mengandalkan pengairan dari air hujan.

Katanya, ratusan hektare sawah petani di kecamatan Kalukku kering dan gagal panen karena kemarau panjang yang juga terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia.

Akibatnya petani mengalami kerugian. Hanya peternak sapi yang mengambil sedikit keuntungan dengan memanfaatkan padi yang mulai bunting di tanah yang kering itu sebagai pakan ternak.

Tapi kemarau panjang itu telah berlalu. Dan hujan telah turun bahkan di daerah lain ada yang menyebabkan tanah longsor dan memakan korban jiwa.

Di Mamuju saat ini, hampir setiap hari turun hujan. Seperti kemarin dan hari-hari sebelumnya, hujan deras mengguyur. Di beberapa pemukiman di kota Mamuju kadang-kadang terjadi genangan di jalan sampai ke dalam rumah, dan tak sedikit yang dibuat susah.

Sementara di Kalukku para petani bergembira, mereka kembali dapat menanam padi. Peternak sapi juga senang. Rumput hijau tumbuh subur sampai di tepi jalan. Tapi masih sering ada sapi kedapatan nyelonong masuk ke tengah pematang.

Siang ini mendung kembali menyelimuti langit Mamuju. Dari arah gunung, awan hitam menggulung. Tapi hujan nampaknya sedikit terlambat. Dan seperti biasanya udara Mamuju tetap saja panas.

Dari balik jendela saya melihat kucing minum di teras rumah pada sebuah ember bekas campuaran semen. Lama sekali. Tapi akhirnya melompat pergi setelah menyadari telah tertangkap kamera HP.

Saya lalu duduk di teras baberapa saat memandangi kucing itu melangkah menyebrang jalan. Dari lagit, hujan tipis mulai turun.

Subscribe to receive free email updates: