iklan

Kisah Keluarga Pak Ribut Dililit Hutang

Cap bahwa Pak Ribut, selama ini telah bersekongkol dengan Pak Tidur dalam menghabiskan harta keluarga besar Pak Ribut, sudah demikian lekat di pikiran istri dan anak-anak Pak Ribut. Bahkan belakangan, anak dan istrinya telah menuduh Pak Ribut sudah dibawah kendali Pak Tidur.


Semua itu gara-gara Pak Ribut begitu segan bahkan terlihat takut untuk membatasi anak-anak Pak Tidur yang sering datang main-main bahkan memetik buah-buahan di sawah dan ladang Pak Ribut.

Dugaan Paling kuat yang menjadi alasan anak dan istrinya bahwa Pak Ribut sudah dikendalikan Pak Tidur dalam menjalankan fungsinya sebagai kepala keluarga di rumahnya adalah catatan hutang rokok Pak Ribut yang sudah seharga sepetak sawah. Belum termasuk catatan hutang-hutang kebutuhan keluarga yang ternyata selama ini, juga diambil Pak Ribut dari rumah Pak Tidur.

Akibatnya anak dan istri Pak Ribut sudah tidak percaya kalau Pak Ribut masih bisa jadi suami dan kepala rumah tangga yang baik, mandiri dan bertanggungjawab kepada keluarga.

Istri Pak Ribut sekarang malah dihinggapi kekhawatiran berlebihan kalau dirinya sendiri mungkin telah digadaikan pula oleh suaminya. Sehingga dia menyiapkan rencana-rencananya sendiri jika sewaktu-waktu Pak Tidur datang ke rumahnya minta jatah tidur.

Anak-anaknya juga masing-masing telah menyusun rencana untuk mengamankan rumah, sawah, ladang dan beberapa ekor kerbau aset keluarga, jika sewaktu-waktu Pak Tidur menuntut Pak Ribut sgera melunasi utangnya.

Pak Ribut tentu saja mengetahui perubahan besar dalam rumah tangganya. Ancaman ketidak stabilan rumahtangganya sudah terpampang di depan mata.

Pak Ribut sadar, jika terjadi huru-hara dalam kelurganya, kepentingan pribadinya jelas akan terancam dan yang lebih fatal lagi, kepentingan Pak Tidur pada keluarganya yang membutuhkanakan kondisi aman akan terganggu dan itu artinya nasib dirinya sebagai suami dan kepala keluarga bisa berakhir kapan saja. 

Lalu Pak Ribut cari akal untuk mengembalikan wibawahnya sebagai seorang suami dan kepala keluarga. Dia harus berbuat sesuatu yang bisa mengesankan dirinya seorang laki-laki berani, tegas dan tentu saja berwibawa dan disegani oleh keluarga lain. Ini penting agar dirinya tetap dipercaya istri dan anaknya sehingga dia tetap bisa melakukan pekerjan-pekerjaan layaknya suami sambil diam-diam tetap bisa menyetor bunga hutang rokok ke Pak Tidur.

Selain itu dia butuh situasi kondusif agar tetap bisa mengerjakan sawah dan ladang keluragnya yang sebenarnya telah digadaikan pula ke Pak Tidur.

Ditemukanlah cara yang dianggap paling ampuh. Suatu hari, seolah tanpa setahu Pak Ribut, anak buah Pak Tidur tiba-tiba datang ke ladang Pak Ribut, lalu dengan gaya seolah tidak bersahabat, mereka seenaknya memetik buah-buahan yang memang sedang musim.

Anak dan istri Pak Ribut tidak terima, mereka ribut dan porotes. Kepada pak Ribut mereka minta laki-laki yang selama ini dianggap tidak punya nyali di hadapan Pak Tidur itu agar jangan diam saja. Pak Ribut diminta bicara tegas dan mengusir anak buah Pak Tidur, kalau perlu Pak Ribut adu kekuatan, berkelahi dengan Pak Tidur.

Pak Ribut lalu berdiri. Sedikit bijaksana namun tegas, Pak Ribut meminta anak buah pak tidur agar pulang. Dia dengan penuh percaya diri memjelaskan kepada anak buah Pak Tidur bahwa dia berhak menjaga dan melindungi setiap jengkal sawah dan ladangnya dari ganggguan siapa pun.

Dia mengatakan dirinya punya harga diri dan  tidak akan segan-segan menggunakan kekuatan fisik jika permintaanya agar anak buah Pak Tidur keluar dari ladangnya tidak segera dipatuhi.

Melihat sikap tegas Pak Ribut, anak dan istri Pak Ribut yang selama ini telah kehilangan kepercayaan dan meremehkan Pak Ribut, tiba-tiba dihinggapi rasa kagum.

Kepada istri dan anaknya Pak Ribut memberi nasehat agar tidak perlu mereka ikut-ikutan ribut atas ulah anak buah Pak Tidur. Dengan bijak dia mengatakan Pak Tidur adalah tetangga dan sudah cukup lama jadi sahabat. Sebagai sahabat kerjasama tetap harus dijaga.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kisah Keluarga Pak Ribut Dililit Hutang"